BAB II
SEKILAS HISTORY
PEMBUKUAN ALQURAN
A- Penulisan Alquran pada Masa Nabi Muhammad
Perhatian penuh
terhadap Alquran yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw dan para sabahatnya
dimulai semenjak Alquran diturunkan. Mereka berlomba-lomba menghafalkannya.
Mereka tidak mengcukupkan diri hanya dengan sekedar menghafal, namun mereka
juga menulisnya meski pada saat itu alat tulis menulis sangatlah terbatas.
Penulisan Alquran
merupakan perbuatan yang dilegalkan oleh Nabi Muhammad saw sebagaimana sabdah Rasulullah
(RH. Ibnu Hibban dalam S{ahihnya)
(لَا تَكْتُبُوا عَنِّي شَيْئًا
سِوَى الْقُرْآنِ وَمَنْ كَتَبَ شَيْئًا سِوَى الْقُرْآنِ فَلْيَمْحُهُ)
H{adi>th yang
menunjukkan bahwa Rasulullah saw memerintahkan sebagian sahabat untuk menulis Alquran
ialah Riwayat dari Ibnu Abbas
(كان
رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا نزلت عليه سورة ، دعا بعض من يكتب ، فقال :ضعوا
هذه السورة في الموضع الذي يذكر فيه كذا وكذا)
Penulisan Alquran
pada zaman Rasulullah saw menggunakan fasilitas seadanya, mereka menulis
kalam-kalam suci pada kulit hewan atau dedaunan (al-Riqa>’), tulang
unta atau kambing (al-Kat>af), pelapa kurma (al-‘Asb),
lempengan bebatuan (al-Likhaf), dan lain-lain. sejarah penulisan dengan
menggunakan fasilitas di atas berdasarkan perkataan Zaid bin Thabit.
(عن زيد بن ثابت قال كنا عند رسول الله
نؤلف القرآن في الرقاع)
Dari hadith di atas menunjukkan bahwa
penulisan Alquran masih menggunakan fasilitas seadanya, bahkan kulit hewan
menjadi sarana penulisan kalam Allah.
Meski penulisan Alquran
sudah berjalan mulus pada masa Rasulullah saw dan Rasulullah pun memiliki
sekertaris dalam penulisan Alquran, namun pada saat ini Alquran masih belum
tertuangkan dalam satu tulisan yang tersusun rapi dalam satu buku seperti Alquran
yang ada pada tangan kita sekarang. Sejarawan Islam pun juga menyatakan,
sebelum Rasulullah saw meninggal dunia Alquran telah tertulis semuanya, hanya
saja belum terkumpul dalam satu mus{haf dan tidak berada dalam satu tempat,
akan tetapi tulisan Alquran masih terpisah-pisah pada sahabat yang menulis
saja. Dan sahabat selalu melaporkan pada Rasulullah saw dari hafalan dan tulisannya
pada Rasulullah saw.[1]
Terdapat
beberapa alasan Alquran pada waktu itu tidak terbukukan dan Rasulullah saw
tidak memerintahkan para sahabat untuk mengumpulkannya dalam satu mus}h}af di
antara alasan-alasannya ialah:
1- Konsentrasi para sahabat pada waktu itu terpusatkan
pada hafalan Alquran dan mereka berlomba-lomba menghafalkan Alquran di luar
kepala. Oleh karena itu, tidak heran bila pada saat itu banyak di antara
sahabat yang hafal Alquran.
2- Pada saat wahyu di turunkan pada Nabi Muhammad saw
sering terjadi penambahan atau
kerap terjadi penghapusan sebagian ayat Alquran (Na>sikh). Bila Alquran
telah dibukukan dalam satu mus}haf sedangkan posisi ayat Alquran masih ada
kemungkinan untuk disalin, maka Alquran harus selalu diperbarui setiap saat.
Oleh karena itu, pengumpulan Alquran terjadi setelah semua ayat-ayat Alquran di
turunkan (setelah wafatnya Nabi Muhammad saw).[2]
B- Penulisan dan Jam’ al-Qur’a>n Pertama (masa
Abu Bakar)
Sebagaimana yang telah kita ketahui di atas, Alquran belum terbukukan
dalam satu mus}h}af hingga
wafatnya Rasulullah saw dengan alasan-alasan yang telah diulas sebelumnya. Maka setelah wafatnya Rasulullah
saw Abu Bakar terpilih menjadi khalifah pada tahun 11 Hijriah, pada saat
pemerintahan Abu Bakar inilah sering terjadi fenomena yang membuat resah umat
Islam di antaranya; banyaknya umat orang murtad dan banyak golongan yang tidak
mau mengeluarkan zakat. Melihat kondisi seperti ini, Abu Bakar tidak hanya diam
melainkan ia mengatur strategi untuk memerangi orang-orang murtad agar bisa
kembali pada agama Islam.
Usai menangani orang-orang murtad pada tahun 11 Hijriah, terjadilah
peperangan yang lebih membuat resah umat Islam yaitu peperangan Yamamah yang
terjadi pada permulaan tahun 12 Hijriah. Pada peperangan itu, agama Islam
mengalami kerugian teramat besar, karena banyak dari orang Islam meinggal dunia
dan banyak dari kalangan sahabat yang hafal Alquran gugur di medan perang. Bila
dikalkulasi 70 h}uffa>z} yang gugur pada peperangan tersebut.
Setelah mendengarkan kabar akan banyaknya h}uffa>z} gugur di medan
perang, Umar bin Khat}ab melapor pada Abu Bakar dan ia memberi usulan agar
membukukkan Alquran dalam satu mus}haf mengikuti susunan ayat dan surat. Usulan
Umar bin Khat}ab bukan tanpa alasan, melainkan ia berfikir lebih maju. Ia takut
Alquran lenyap dari muka bumi sebab banyaknya h}uffa>z} yang meninggal
dunia. Akan tetapi usulan Umar perihal Jam’ al-Qur’a>n, ditolak oleh
Abu Bakar dengan alasan pengumpulan Alquran dalam satu mus}haf belum pernah
dilakukkan oleh Rasulullah saw pada masa hidupnya. Umar tidak putus asa merayu
Abu Bakar untuk mengumpulkan Alquran dalam satu mus}h}af, ia mengulang-ulang
alasannya dalam pembukuan hingga pada akhirnya hati Abu Bakar terbuka dan
menyetujui argumen Umar. Lantas Abu Bakar memerintah Zaid bin Thabit agar
mengumpulkan Alquran.
C- Penulisan dan Jam’ al-Qur’a>n Kedua (Uthman
bin Affan)
Turunnya Alquran dengan menggunakan tujuh huruf merupakan sesuatu yang
tidak asing bagi umat Islam, karena Alquran bisa dibaca dengan tujuh huruf
telah cercatat dalam hadi>th s}ah{ih{ yang mutawa>tir. Sejarah mencatat,
bahwa Rasulullah saw membacakan Alquran pada para sahabat dengan tujuh bacaan,
namun tidak semua sahabat serempak mahir dalam tujuh bacaan tersebut. Di antara
mereka ada yang hanya bisa membaca dengan satu bacaan,
ada juga yang dua bacaan, dan ada pula yang lebih dari itu. Dengan beranjaknya
waktu kekuasaan Islam melebar dan para sahabat pun menyebar kebelahan negara
yang telah ditakkukan, mereka menyebarkan dakwah-dakwah Islam sebagaiaman yang
telah ia pelajari saat bersama Rasulullah saw. Mereka juga mengajarkan bacaan Alquran
pada semua umat Islam, namun seperti yang telah kita ketahui di atas tidak
semua sahabat menguasai tujuh bacaan, melainkan mereka mengajarkan bacaan yang
mereka kuasai saja.
Pada awalnya, Alquran diturunkan dengan tujuh huruf agar bisa
mempermudah umat Islam dalam membaca Alquran, akan tetapi dengan bergesernya
waktu dan semakin banyaknya orang-orang non Islam masuk dalam agama Islam serta
minimnya pengetahuan dalam bacaan Alquran menjadi sebab pengunggulan dan
kefasehan dalam bacaan. Lebih parah dari itu, mereka beranggapan bahwa bacaannya paling benar dan bacaan orang lain salah.
Hal ini terjadi saat mereka berkumpul dalam medan perang. Inilah yang menjadi
salah satu sebab Uthman bin Affan mengambil keputusan untuk membukukan Alquran
dan menghapus semua Alquran yang beredar di setiap negara.
Perbedaan bacaan yang terjadi pada umat Islam saat
memerangi orang Sha>m dalam penaklukan Armeniah dan Adhribaijan, membuat H{udaifah al-Yamani resah dan langsung melaporkan pada Uthman khalifah pada saat
itu untuk membukukan Alquran dengan tujuan agar umat Islam tidak seperti umat
Yahudi dan Nas}rani yang selalu berbeda pendapat dalam masalah kitabnya. Tanpa
berfikir panjang, Uthman mengaimini pendapatnya dan ia langsung bermushawarah
dengan pembesar sahabat dalam masalah penulisan Alquran kedua kalinya
(penulisan Alquran di masa Uthman terjadi pada akhir dari tahun 14 hijriah atau
awal dari tahun 15 hijriah). Setelah para pembesar sahabat setuju, ia
memerintah Zaid bin Thabit (wafat. 45 H), Abdullah bin Zubair (wafat. 73 H),
Sa’id bin ‘A<s} (wafat. 58 H), dan Abdurrahman bin al-H{arith bin Hisha>n
(wafat. 43 H) untuk menulis ulang Alquran dengan menggunakan pijakan Alquran
Abu Bakar yang ada ditangan H{afs}ah. Setelah Alquran Uthman siap diterbitkan, Alquran
Abu Bakar dikembalikan pada H{afs}ah. Alquran Uthman pun disebarkan keseluruh
penjuru dan membakar semua Alquran yang selain tulisan Uthman.
Comments
Post a Comment